Mata pisau melirik tajam
Sombongkan keagungan tak kekal
Bak penguasa jagad
Bertaring tumpul meraung pelan
Bola mata terbalik ke dalam
Kain sutera menjerat nafas
Memandang awan di tralis perak
Deru ombak di langit merah
Betis megejang tersengat waktu
Raga meradang tergerus gelap
Angin malam berputar di tempat
Mengubah haluan prajurit hitam
Berpencar tanpa arah
Seperti semut tersentuh ularnya
Gelap pekat mata telanjang
Pasir keruh sabit rembulan
Jangkau mata sejauh dada
Tepis gelombang terima sambutan
Angin selatan mengarah utara
Sendiri meski bersama
Sepi jiwa ramai jenaka
Dingin kabut membalut suasana
Sedih dalam keceriaan
Gembira dalam tangis kekosongan
Ada dalam ketiadaan
Tiada dalam keberadaan
Relief baru bagi pendatang
Muncul bersama segala kerelatifan
Akhir cerita. .
Bumi tersenyum dalam kepanikan. .
Kamis, 18 Oktober 2012
~Langkah Manis di Yogyakarta~
Inilah kali pertama penglamanku berkunjung ke Jogja. Bersama dalam rombongan besar warga sekolah khususnya murid kelas XII, kami dibagi menjadi beberapa kelompok yang kemudian dipisah ke dalam 6 bus yang berbeda.
Sekitar pukul 07.00 WIB kami berangkat dari Malang.
Akhirnya, setelah perjalanan malam yang melelahkan, kami pun sampai di tempat tujuan. Mengingat malam itu saya harus berkali-kali berdiri dan duduk kembali untuk mencari posisi yang pas untuk tidur, karena memang posisi saat itu tak nyaman untuk hanya sekedar duduk. Saya merasa sangat lega telah sampai di tujuan. Dengan begitu luntur sudah pantat yang kesemutan akibat terlalu lama duduk.
Bergegas aku meluncur bersama Firman ke arah satu bengunan kecil yaitu Mushollah untuk melaksanakan ibadah Sholat Shubuh.
Prioritas ku berikutnya yang sempat terlintas di pikiranku adalah mandi. Tidak. Makan. Tidak. Mandi. Setelah mendapat pemberitahuan bahwa sarapan baru akan dilaksanakan sekitar pukul setengah 7 nanti, yaitu sekitar 1 setengah jam lagi, akhirnya aku berjalan lemas ke kamar mandi umum. Sialnya lagi, kami harus mengantri sangat panjang untuk ini.
Dan akhirnya pun tiba. Breakfast time!
Tujuan kami selanjutnya adalah UGM. Universitas Gadjah Mada. Dalam hitungan detik setelah kami memasuki bis kami masing-masing, bis langsung melesat kencang. Sopir bis ku ngebut gila, seperti tak ada hari esok.
Inilah UGM. Seperti biasa hal yang pertama kami lakukan setelah menuruni bis ialah satu. Berfoto ria. Berfoto ria adalah istilah buat teman-teman yang lain. Sedangkan untukkku adalah Difoto ria.
Monyong!
Setelah sesi pemotretan dadakan, kami semua digiring menuju salah satu aula di area Fakultas Teknologi Pertanian untuk mengikuti sesi presentasi yang diadakan pihak UGM.
Dan lihatlah apa yang terjadi di dalam!
Entahlah apa yang terjadi. Mungkin karena meraka semalam tidak bisa tidur nyenyak saat di bis, atau mungkin presentasi yang diberikan seperti dongeng yang menyeret mereka semua untuk memjamkan mata.
Perjalanan selanjutnya.
Prambanan! I have never gone there before.
Dari sekian banyak candi yang kami masuki di Prambanan, hanya ada satu candi yang letaknya di tengah area Prambanan, yang mengharuskan setiap pengunjung yang masuk untuk mengenakan helm keselamatan. Di sepanjang saya memasuki area tersebut, terlihat banyak retakan-retakan yang beragam yang berusaha di tambal dengan menggunakan semen. Aku lupa apa nama candi yang ada di tengah tersebut. Yang jelas kalau tak salah candi itu merupakan candi terbesar di kompleks Prambanan.
Usai kunjungan ke Prambanan, tujuan kami berikutnya adalah untuk sekedar
check in hotel. Atau lebih tepatnya
Edu Hostel.
Tidak butuh waktu lama untuk kami sampai di hotel tujuan yang kemudian seperti tanpa jeda kami berangkat lagi menuju sebuah pantai. Parang Tritis.
Awalnya tujuan utama kami memang Parang Tritis dan Pantai Depok. Namun karena waktu mepet dan tidak memungkinkan untuk pergi ke keduanya. Panitia memutuskan untuk hanya mengunjungi salah satu tempat.
Dan akhirnya, Pantai Depok menjadi pilihan.
Saat itu langit sudah mulai gelap. Terpakasa kami hanya mengunjungi pantai sebentar, yang kemudian kami gunakan kesempatan yang tak terasa itu hanya untuk sekedar berfoto dan menikmati kencangnya angin. Sumpah. Kenceng bangeett!! Brrr!
Ayuning. Badan preman,
skill bela diri jawara. Bisa diadu.
Tapi coba liat tuh gambar di tasnya.
Cute abiss. Haha. :))
Exgha dan Laurien
Gabriella, sering dipanggil Geby. Vokalis sebuah grup band yang bermimpi untuk terkenal suatu hari nanti.
Dita. Geby. Laurien.
Ini Bagus namanya. Gitaris. Kadang bisa berubah jadi Kentrungis. Kadang malah suka ngeluarin jurusnya dengan meniup-niup kertas, supaya timbul suara. Emang unik sih, tapi faktanya anak pada jijik karena lebih terkesan jorok daripada unik.
Setelah mengunjungi pantai, kami melakukan Sholat Maghrib dan Isya' yang Di Jama' Qoshor Takdim. Lalu kami makan malam bersama di sebuah balai yang cukup longgar dengan alunan angin yang menggosok sekujur tubuh sampai mengkerut.
Next place. Hotel!
Istirahat sejenak sebelum kemudian kami jalan-jalan bersama satu kelas untuk mengisi
free time.
Laurien. Habib. Nada. Betris. Septian (Tasin).
Anak-anak sudah kelelahan semua. Karena dari awal kami memang berjalan tanpa tujuan yang jelas, jadinya bingung mau kemana.
Ardy.
Hayo, Tido. Ada yang lagi berduaan kok digangguin yaa?? Haha ^^V
Hari pertama usai
***
Di hari kedua ini kami mengunjungi sentra pembuatan bakpia,
check out hotel, mengunjungi Benteng Vredeberg, kemudian ke Malioboro.
Tak banyak kata yang akan saya ungkap. Silahkan lihat foto-fotonya saja. :)
Miniatur perjuangan di salah satu ruangan dalam benteng.
Farina. Lien. Anne. Nita. Nabilla.
Bu Chusnul dan Bu Agustin
Friska. Siska. Arnes
Firman dkk.
Sindhu melongo.
Perjalanan terakhir adalah Malioboro. Sayangnya tak ada yang sempat mengambil gambar saat disana.
(Terima kasih banyak untuk teman-teman DESIREE 17+ IPA 3, terima kasih juga buat kamera teman-teman sekalian)
So, see you in the next update.
^_^
Komentar
Posting Komentar