Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

Redenominasi Rupiah, Apa dan Mengapa?

Gambar
Bayangkan kamu sedang berbelanja di minimarket. Harga sebotol minuman tertulis 15.000. Sekarang, bayangkan harga yang sama ditulis sebagai 15. Apa yang terjadi? Uangnya hilang? Nilainya berkurang? Tidak juga! Inilah gambaran sederhana dari sebuah kebijakan moneter yang disebut redenominasi . Apa itu Redenominasi? Singkatnya, redenominasi adalah menyederhanakan denominasi (angka nominal) mata uang dengan mengurangi jumlah digit (angka nol) tanpa mengurangi nilainya . Analoginya: Kamu punya uang Rp 100.000 di dompet. Setelah redenominasi, uang itu akan ditulis sebagai Rp 100. Namun, daya belinya TETAP SAMA. Dulu Rp 100.000 bisa membeli 10 buku tulis, setelah redenominasi, Rp 100 tetap bisa membeli 10 buku tulis yang sama. Hanya angkanya saja yang dipotong. Redenominasi BUKAN Sanering! Ini adalah hal yang paling penting untuk dipahami. Banyak orang menyamakan redenominasi dengan sanering, padahal keduanya sangat berbeda. Aspek Redenominasi Sanering Nilai Uang Tidak Berubah . Daya beli ...

Darah

Gambar
Sumber gambar :  Click! Darah ini adalah darah yang relatif sama Darah yang kuwarisi dari beliau-beliau yang hebat, khususnya Ibu dan almarhum Ayahku. . Darah yang mejadi alasan beberapa persamaan yang kutemui Darah mereka akan selalu menemani hidup Darah yang terus mengalirkan do'a perihal kebaikan Darah yang senantiasa menjadi alasan Akan kulanjutkan perjuanganmu, Ayahku. . Berbekal do'a darimu, Ibuku. . Dan ketegaran hati kedua adikku. . Meski tubuh harus remuk Meski jiwa harus runtuh Meski hati harus luluh Aku harus terus berjalan. . Semoga Allah SWT selalu menuntun perjalanan kita semua. . Surabaya, 15 Februari 2014

Pasung Jiwa (Introspeksi)

Gambar
Ada tak selalu berada  Tiada tak selamanya tak punya  Ada seribu di dalam satu  Namun ribuan itu hanya satu  Dalam lamunan tak ada jawaban  Dalam bisikan tak ada balasan  Meringkuk di peluk bisu  Terisak kencang seperti tuli  Lalu lalang lalu menghilang  Saat menetas tak pernah tau  Buta hidup di ujung waktu  Menjerit namun tak mendengar  Melongok tapi tak beranjak  Tau seperti tak tau  Hasrat hati menantang alam  Tubuh remuk hanyut tersapu  Jiwa gugur lalu terkubur Iringan gelombang menyapa daratan  Tanpa ditepuk adanya penghalang  Pada lengan yang bergelayutan  Tak bertemu adanya uluran  Sebatas penghias dan pemanis-pemanis mata. .  Pasung Jiwa (Introspeksi) (Surabaya, 10/11 Februari 2014) Sumber gambar :  Click! Sumber gambar :  Click! Sumber gambar :  Click! Sumber gambar :  Click! ...