Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

Redenominasi Rupiah, Apa dan Mengapa?

Gambar
Bayangkan kamu sedang berbelanja di minimarket. Harga sebotol minuman tertulis 15.000. Sekarang, bayangkan harga yang sama ditulis sebagai 15. Apa yang terjadi? Uangnya hilang? Nilainya berkurang? Tidak juga! Inilah gambaran sederhana dari sebuah kebijakan moneter yang disebut redenominasi . Apa itu Redenominasi? Singkatnya, redenominasi adalah menyederhanakan denominasi (angka nominal) mata uang dengan mengurangi jumlah digit (angka nol) tanpa mengurangi nilainya . Analoginya: Kamu punya uang Rp 100.000 di dompet. Setelah redenominasi, uang itu akan ditulis sebagai Rp 100. Namun, daya belinya TETAP SAMA. Dulu Rp 100.000 bisa membeli 10 buku tulis, setelah redenominasi, Rp 100 tetap bisa membeli 10 buku tulis yang sama. Hanya angkanya saja yang dipotong. Redenominasi BUKAN Sanering! Ini adalah hal yang paling penting untuk dipahami. Banyak orang menyamakan redenominasi dengan sanering, padahal keduanya sangat berbeda. Aspek Redenominasi Sanering Nilai Uang Tidak Berubah . Daya beli ...

Senja Ramadhan

Gambar
Wahai angin Bulan Anugrah Meniupkan lembut di permukaan Mengatur lukisan dalam siluet keindahan Tengok langit di seberang pelana Arah barat saat penerang menepi Membiru waktu di awal musim Sebelum malam perlahan menyatu Merahnya permata bulan ketujuh Berkilau ruby di bawah terik yang pupus Merekahkan senyum para manusia Seteguk air adalah nikmat tak terhingga Malang, 17 Juli 2013 (Catatan kecil saat tiba waktu berbuka puasa)

"Analogi"

Gambar
"Sepotong intan terbaik dihasilkan dari dua hal: suhu dan tekanan tinggi di perut bumi. Semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya. Jika dia bisa bertahan, tidak hancur, dia justru berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Mahal harganya. Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasanya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, kita akan tumbuh menjadi seseorang yang berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh." --Chai Ten, Negeri di Ujung Tanduk